Pages

Wednesday, June 17, 2015

Economic in Love : Opportunity Cost Edition

Hai hai bertemu lagi dengan saya, kali ini saya akan membahas kelanjutan topik tentang "economic in love".

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas salah satu ilmu ekonomi yaitu adalah opportunity cost yah simpelnya kalo pake bahasa indonesia yah biaya peluang lah sebut saja.

Opportunity Cost sendiri adalah suatu biaya yang timbul karena ketidak mampuan kita untuk mengkonsumsi semua barang karena keterbatasan biaya.

Biaya ini merupakan biaya terbesar dari beberapa biaya yang ada dan tidak diambil tidak selalu yang kedua terlmahal atau kedua termahal hal tersebut bergantung kepada pilihan orang tersebut dia bisa saja memilih hal yang ke dua dan mengorbankan pilihan yang terbaik dan menjadikannya sebagai opportunity cost.

Jika diibaratkan kepada kehidupan romantis opportunity cost bisa saja diaplikasikan sebagai siapakah yang kita pilih dari sekian banyak orang dan ingin kita jadikan sebagai pasangan kita, bukan, bukan tentang siapa pilihan terbaik yang tidak kita ambil jangan melihatnya seperti itu.

Memang terkadang kita membutuhkan perhitungan oleh karena itu banyak orang yang mencari pasangan yang terbaik.

Namun seperti yang saya bilang opportunity cost tidak selalu pilihan terbaik kedua. Malah terkadang bisa bukan yang terbaik. Namun orang seperti ini mungkin cukup jarang ditemui orang yang bisa menerima kelemahan pasangan mereka dan tetap memilih orang tersebut walaupun masih ada yang lebih baik merupakan orang yang benar benar sayang pada pasangannya, mereka menghargai pasangannya apa adanya.

Hahaha bukan untuk membandingkan hanya untuk melihat berapa sayangnya kita kepada pasangan kita tersebut apakah kita mencari yang terbaik atau memang kita sudah sangat menyayangi pasangan kita walaupun sudah tau kelehamannya.

Namun yang saya inginkan adalah membantu melengkapi kelemahan orang yang kita sayangi. Bukan mencari orang yang sempurna karena semakin kita mencari kita tidak akan pernah puas dan akan terus mencari orang yang lebih sempurna lagi.

No comments:

Post a Comment